Jumat, 22 Agustus 2014

TO GIVE or not TO GIVE

'Memberi' dan diberi udah jadi bagian dari kehidupan.
Tapi gimana kalo kita mulai ngerasa nggak nyaman menerima atau ngasih kebaikan??


Feel Good Giving
Ketika ngelakuin sesuatu tanpa paksaan buat bikin keadaan orang lain lebih baik, bahkan walau harus ngorbanin hal yang kita punya, artinya kita lagi ngelakuin tindakan prososial. Menurut psikolog ahli Dr. Jennifer Haststein, kita udah punya kecendrungan natural buat jadi prososial dari usia balita. Ini masuk akal karena kalau kita liat teori evolusi, dengan saling bantu, kita bisa mempertahankan keberadaan spesies kita. So basically helping each other maintains our survival. Ada juga hal yang kita dapetin dari ngasih sesuatu sama orang lain. Salah satunya adalah feeling good, karena ternyata bagian yang ngatur pleasure di otak, mesolimbic patway, teraktivasi ketika kita ngelakuin sesustu yang baik sama orang lain. Studi juga nujukin orang yang sering bantu lebih sehat secara fisik, punya tingkat kepuasa hidup yang lebih tinggi, dan tingkat depresi dan kecemasan yang lebih rendah. Ngelakuin tindakan prososial juga bikin hubungan kita lebih dekat sama orang lain. perhatiin deh, pas kita ngasih sesuatu ke orang, mereka cenderung jadi lebih deket sama kita. Ngelakuin kebaikan juga self-esteem booster lho! Ada rasa bangga ketika kita udah bisa lakuin sesuatu yang berguna buat orang lain. Kebaikan itu juga 'nular', satu orang jadi ngerasa pengen bantu orang lain setelah dirinya dibantu. Persis di film 'Pay it Forward'.

What We Can Give
Mungkin ketika denger kata "memberi", yang terlintas di pikiran kita yang pertama adalah materi. Padahal bukan hanya itu yang bisa kita kasih ke orang lain. Kita bisa ngasih waktu, tenaga, pikiran, talent bahkan emosi kita sama orang lain. pas kita meluk orang lain ketika mereka sedih, kita lagi ngasih emosi positif kita sama mereka. ketika kita nyediain waktu buat ngajar anak nggak mampu di sekitar rumah, kita lagi ngasih ilmu. Bahkan ketika kita senyum sama orang lain pun kita lagi ngasih sesuatu sama mereka, at least it might brighten their day.

BUT......
Kenyataanya seringkali ada hal - hal yang jad pertimbangan atau masalah ketika kita mau bantu orang lain.
 
#1  I DON'T HAVE ANYTHING TO GIVE TO OTHERS, LIFE'S HARD ENOUGH FOR ME
      Pengen senyum, tapi kita juga ngerasa lagi sedih. pengen dukung, tapi kita lagi down. Secara materi, kita bingung mau ngasih apa. Gimana bisa bantu orang kalo kayak gini? There's a very interesting fact. A statistics showed that in American society, people with low Income give more money than the rich. Ini nunjukin kadang keadaan "cukup" dan "nggak cukup" bisa jadi subjektif. Banyak orang yang punya banyak waktu dan harta tapi stingy. Secara emosional pun kita bisa stigy lho, kayak males ngasih pujian tulus buat temen yang punya kelebihan karena ada perasaan jealous atau mikir they don't deserve it. Padahal, memeberi itu nggak akan bikin kita kekurangan. Inget perisitwa Mak Yati, pemulung di jakarta yang nyumbang dua kambing kurban pas Idul Adha 2012 kemaren? Dia sendiri jauh dari berkecukupan, but it didn't stop her to give to others. Giving creates a feeling of abundance, kita tiba - tiba ngerasa kaya dengan berhasil ngasih ke orang lain yang lebih membutuhkan. Dukungan orang lain pas kita sendiri down aja bikin kita ngerasa kuat lho. Simplest gift can make us a "richer" person, emostionally and physically.

#2  I GIVE SO MUCH IT OVERWHELMS ME/THEY TAKE ADVANTAGES OF ME
     Bisa jadi kita malah ngerasain dampak negative dari fiving ourselves to other, misalnya kita sampe kurang tidur berhari - hari karena dicurhatin temen tiap malem sampe pagi. There's such thing as "too much", even in giving. Istilahnya overgiver. Kita mungkin ngerasa pengen banget nyenengin orang, sampe mengorbankan diri sendiri, but we should rethink our act if we're not happy with it. Sebenernya kenapa sih kita sampe segitunya buat bantu orang? Elizabeth Gilbert, penulis 'Eat Pray Love', ngaku bahwa dia jadi overgiver karena deep down, dia pengen disayang orang lain. But it just means that we try to "buy" their love with out kindness, and it's unhealthy. Makanya, nggak jarang orang yang overgiving dimanfaatin sekitarnya. Tiap temen minta anterin atau ambilin ini-itu, kita nurut, dan mereka jadi terbiasa nyuruh-nyuruh kita. Nggak enak banget kan? Bahkan orang yang kita bantu bisa kena dampaknya juga lho. It's possible that they don't feel good being helped all the time, especially if they think they can't give back something or they're not ready to recwive it. being nice is one thing, but giving everything recklessly is another thing.

#3  PEOPLE CAN TAKE CARE OF THEIRE OWN PROBLEMS
     Seringkali kita ngerasa orang - orang harusnya bisa nyelesain masalah mereka sendiri, toh itu hidup mereka. tapi attitude kayak gini bisa bikin kita terperangkap sama diri sendiri juga. Would it be fun to enjoy everything ourselves? Kita susah sendiri, senang sendiri. We'll feel lonely eventually. Penelitian dari University of british Colombia tahun 2008 nunjukin bahwa tingkat kebahagiaan kita bakalan lebih tinggi pas dibagi sama orang lain dibanding dinikmati sendiri. Yang nggak bisa kita lupain juga adalah hidup kita selalu berhubungan sama orang lain. One day we will need other people, as they will need us. Ketika kita kesusahan nanti, would you want other to think that it's our problem and not theirs?

1. Start from little things
     Misalnya ngasih semangat ke sahabat deket pas tanding basket. Kata Mother Theresa, "We cannot do great things on this earth, only small things with great love."

2. Be generous. Generous means you don't expect anything in return.
    Ini ngehindarin kita dari rasa kecewa kalau orang yang dikasih nggak ngehargain kita. Be greteful with what the pereson gets, not what you give.

3. Give to the right person.
     Ini agak tricky, tapi kita harus liat apa dia mau dibantu dan bener - bener butuh dibantu?

4. Identify what they really need.
    Kita harus bener - bener tau apa yang mereka butuhin. Temen kita mungkin sebenernya butuh sharing pelajaran karena dia sulit ngerti pelajaran di dalam kelas. Kalau kita malah ngasih contekan, justru kita nggak bantu dia.

5. Be careful with expensive gift.
   Mungkin rasanya seneng ngasih hadiah mewah ke pacar, tapi ini bisa bikin dia ngerasa nggak enak atau minder.

6. Maintain yourselft.
    Buat bantu, kita juga harus ngerasa happy dan sejahtera. Stop when you think you've done too much.