Rabu, 24 April 2013

"Disiksa" Pacar

"Temper's the one thing you can't get rid of, by losing it"
(Dr. Buddy Rydell, Anger Management(2005))


Punya pacar, harusnya bikin kita bahagia dan damai saat bersamanya. Nggak ada rasa tertekan, jadi rendah diri, atau malah dihantui rasa takut. Nah, biasanya nih, kita suka nggak sadar kalau pacar kita suka 'menyiksa' kita. 'siksaannya' bukanpukulan yang bikin mata biru lembam atau cakaran yang bikin leher lebar, tapi rasa perih di hati karena kata-kata yang 'pedas' dan merendahkan atau hilang konsentrasi karena nggak bisa tidur semalaman.
  • Abusive versi baru
Karena dalih 'cinta' kadang kita suka nggak sadar sama tindakan 'abusive' dari pacar kita. Coba deh, berapa sering dalam seharu dia 'menghina' penampilan kita? Seberapa sering dia membentak atau mengucapkan kata kasar ke kita saat di depan umum? Atau sejak pacaran sama dia, seberapa sering, secara nggak sadar, kita melakukan banyak hal atas 'perintah' pacar? Seperti menyuruh kita membuat pekerjaan rumah miliknya, menjemputnya tiap hari, membayarkan makanan setiap kita makan berdua, atau bahkan membawakan barang-barang pribadiny. Atau, berapa banyak kebohongan yang kita lakukan (sekalipun hati kita terpaksa melakukanya) demi dia? 


'Penyiksaan versi baru' begini memang nggak kasat mata. Tapi menjadikan kita asisten pribadinya dibandingkan pacarnya dan bikin kita merasa nggak damai setiap ketemu dia, adalah hal yang bisa jadi lebih parah dibandin menerimasiksaan secara fisik. Bahkan bisa jadi karena 'penyikasaan' ini nggak ada bukti yang bisa ditunjukin ke orang lain, akibatnya jauh lebih buruk buat kita.
  • Bahaya buat kita
Kalau kita diem aja, cepat atau lambat, 'penyiksaan' ini bikin kondisi mental kita jadi tergangu. Bentakan dan omongan pedas pacar, nggak hanya menimbulkan sakit hati saa, tapi bahkan, bisa jauh lebih butuk dari itu, lho! Rasa percaya diri, dan self-pride kita juga bakalan mengikis seiring dengan seiringnya si pacar memperlakukan kita dengan kasar. Ruang gerak kita akan terganggu dan terkekang sesuai 'kemauan' pacar kita. Dan nggak mustahil, nantinya kita akan jadi tergantung dan bermental 'tempe'. Nggak pengen, kan kesehatan emosional kita jdi terganggu cuma gara-gara 'terlanjur cinta'?
  • Bela diri, dong!
Kalau kita nggak pengen hidup kita tersiksa sama kelakuan minus pacar, kita harus segera bertindak. Ingat, yang namanya CINTA bukan brarti mesti diam saja kalau 'disiksa'. Jadi, kita bisa memulai dari sini:
  1. Jangan takut buat menolak atau membela diri saat pacar mulai menghina atau membentk kita. Kalau bukan kita yang speak for ourselves, siapa lagi yang bisa?
  2. Pacar jadi cenderung 'abusive', bisa jadi karena dia menggangap kita 'lemah' dan bisa dia kontrol. Coba deh, mulai sekarang ubah anggapan dia kalau kita manja dan nggak bisa mandiri. Caranya? Dengan punya bnyak teman, dan nggak hanya pergi dan bergaul dengan pacar! 
  3. Selalu utarakan 'jalur-jalur alternatif' yang bisa membuat dia berfikir dua kali sebelum menyuruh-nyuruh kita. Misalnya dengan bilang, ""rasanya kamu masih bisa mmbawa sendiri barang bawaan kamu, deh! Kamu kan, lebih kuat dari aku. Atau mungkin, kamu mau aku panggilin temen-temen buat bantuin kamu?"
  4. Pacar kita masih belum berubah juga? Well, sadly but true, itu berarti sudah waktunya buat kita untuk meninggalkannya. Sedih sih, tapi percaya deh, akan jauh lebih baik daripada harus terus menerus jadi ewek yang miserable dan desprsi cuma gara-gara pacar. So not healthy!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar